Majalah X-MEDIA edisi XXI-2024

Kembali

Laporan Khusus
Menciptakan Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara yang Berkualitas dengan Metode Computer Assisted Test (CAT) BKN

Sistem seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) yang transparan, akuntabel, dan objektif sangat penting dalam memastikan bahwa individu yang direkrut memiliki kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pemerintah.

Berbicara pengadaan atau rekrutmen Calon Aparatur Sipil Negara tidak akan terlepas dari sistem seleksinya. Sistem seleksi dianggap tahapan yang sangat penting sebagai metode dalam menjaring Calon Aparatur Sipil Negara yang siap untuk menjadi profesional dalam pelayanan publik. Di sinilah peran Badan Kepegawaian Negara dibutuhkan. BKN sebagai Lembaga negara yang membidangi manajemen ASN bertanggung jawab dalam hal pelaksanaan seleksi atau pengadaan CPNS, BKN dituntut untuk dapat menyediakan sistem seleksi yang dapat menjawab kebutuhan pemerintah sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 20 tahun 2023, yakni membangun Aparatur Sipil Negara yang memiliki integritas, profesional, netral dan bebas dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme, serta mampu menyelenggarakan pelayanan publik bagi masyarakat dan mampu menjalankan peran sebagai unsur perekat persatuan dan kesatuan bangsa berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

Sistem Seleksi Agile

Membangun sistem seleksi yang baik harus melihat dari dua sisi, ibarat dua sisi mata uang yang saling bertolak belakang, sisi pertama adalah berdasar kebutuhan masyarakat dan sisi kedua adalah berdasar pada kebutuhan pemerintah. Kebutuhan tuntutan masyarakat pada layanan publik dapat direpresentasikan dengan layanan yang berkualitas, efektif, transparan, adaptif dan efisien, sedangkan tuntutan pemerintah sudah pasti sesuai dengan peraturan perundang-undangan yakni berintegritas, profesional, netral, bersih, dan mampu menjalankan fungsi sebagai perekat dan pemersatu bangsa. Untuk menjawab tantangan tersebut BKN membangun sistem seleksi berbasis komputer, yang kita kenal saat ini dengan istilah Computer Assisted Test atau disingkat CAT.

Sejak mulai pertama kali digunakan seleksi CPNS secara nasional pada tahun 2014, sampai saat ini CAT terus mendapatkan pengembangan, mengikuti regulasi yang berlaku serta ketentuan-ketentuan tambahan yang mendasari pelaksanaan seleksi, CAT telah berhasil beradaptasi dengan kondisi pandemi Covid-19 sampai dengan pasca pandemi atau disebut sebagai era normal baru (new normal). Sistem CAT tidaklah berdiri sendiri, BKN juga telah membangun sistem pra seleksi yang terintegrasi dengan CAT yakni, Sistem Seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (SSCASN). SSCASN berfungsi sebagai tools untuk menyeleksi persyaratan administrasi calon peserta seleksi CASN. SSCASN memungkinkan pendaftar dapat melakukan registrasi di mana pun dan kapan pun asalkan terkoneksi dengan internet, hal ini cukup banyak mengubah paradigma masyarakat bahwa mendaftar pekerjaan itu tidak harus datang ke tempat d imana pelamar itu akan bekerja. SSCASN juga mampu menjawab tantangan bahwa seleksi CASN harus bersih dan transparan, SSCASN dapat membatasi interaksi secara langsung antara panitia seleksi dan pendaftar yang mungkin dapat menimbulkan praktik KKN.

Dengan berakhirnya masa pandemi Covid-19, banyak mekanisme penyelenggaraan seleksi yang harus beradaptasi dengan kebiasaan baru (new normal), seperti pelamar dapat menentukan lokasi tes dengan jarak yang terdekat dari domisili tempat tinggal, di mana sistem CAT telah dapat mengakomodasi ketentuan tersebut , menjawab tantangan tersebut dengan berbagai upaya seperti penyesuaian pada aplikasi dan pembangunan titik lokasi mandiri CAT BKN di ibu kota Provinsi guna, memfasilitasi peserta dan mengurangi mobilisasi peserta antar daerah, dengan tujuan penyelenggaraan seleksi yang efektif dan efisien serta fokus dalam memberikan kemudahan pada masyarakat. Penerapan sistem seleksi yang agile membawa konsekuensi tersendiri bagi BKN. Di mana BKN harus bergerak cepat dan teliti dalam mitigasi risiko dan melakukan manajemen risiko dengan baik. Upaya yang dilakukan adalah dengan membuat Pakta Integritas bagi seluruh pegawai BKN yang terlibat dalam penyelenggaraan seleksi, membuat peraturan BKN terkait penyelenggaraan seleksi, melakukan pembekalan tim, serta menyiapkan sarana dan prasarana seleksi.

Pada tahap pelaksanaan seleksi dengan metode CAT, jadwal seleksi dibagi menjadi Satuan sesi, dalam satu hari terdiri dari 4 sesi, jumlah sesi dapat disesuaikan dengan kebutuhan kearifan lokal, di mana tempat seleksi tersebut berlangsung, misal khusus hari Jumat jadwal seleksi dibuat menjadi 2 sesi (khusus wilayah pulau Sumatra, Jawa, Kalimantan, Bali dan Sulawesi) dikarenakan menyesuaikan dengan waktu ibadah salat Jumat, sedangkan untuk hari minggu (khusus wilayah NTT, Papua, dan wilayah dengan mayoritas beragama Kristen) pelaksanaan ujian dibuat 2 sesi untuk menyesuaikan dengan waktu ibadah umat Kristen. Panitia seleksi BKN dibekali dengan kompetensi yang cukup guna memfasilitasi penyelenggaraan seleksi dengan baik, sehingga mampu menjalankan tanggung jawab pelaksanaan seleksi dengan kondisi apa pun, seperti kondisi di mana panitia dari instansi tidak dapat hadir pada saat seleksi, dengan ketentuan Instansi tersebut memberikan kuasa kepada panitia BKN, sehingga pelaksanaan seleksi dapat terus berjalan.

Keamanan dan Transparansi Seleksi

Seleksi dengan metode CAT terus mendapatkan pengembangan disisi keamanan, baik keamanan sistem seleksi maupun keamanan secara menyeluruh dalam penyelenggaraan seleksi. CAT telah menerapkan sistem pendeteksi wajah (face recognition), sistem deteksi wajah diberlakukan secara ganda, yakni pada saat registrasi peserta dan saat peserta melakukan ujian, sehingga dapat mencegah atau mengurangi tindak kekurangan yang dilakukan oleh peserta. Tindak kecurangan dalam pelaksanaan seleksi CAT masih menjadi isu yang sangat penting dalam hal mitigasi risiko pada setiap penyelenggaraan seleksi, hal tersebut mendorong BKN melalui Pusat Pengembangan Sistem Rekruitmen (PPSR) di bawah Kedeputian Sistem Informasi Kepegawaian untuk terus memperkuat keamanan sistem CAT, baik dari sisi domain maupun sistem operasi yang digunakan oleh client CAT. Prosedur pengamanan berlapis juga diterapkan kepada akun admin IT yang bertugas mengoperasikan sistem CAT. Berbagai macam peningkatan keamanan tersebut diharapkan mampu mengamankan dan menjamin penyelenggaraan seleksi agar dapat berlangsung dengan aman dan terkendali dengan baik.

Tuntutan masyarakat akan transparansi seleksi juga menjadi hal penting dari pelaksanaan seleksi, skor hasil seleksi peserta menjadi hal yang sangat mungkin untuk ditayangkan secara langsung, dapat diakses dengan mudah dan tidak ada jeda yang dapat menimbulkan persepsi negatif pada masyarakat. Tuntutan tersebut dapat terwujud dengan metode penayangan hasil seleksi secara langsung (live score seleksi CAT). Dengan adanya live score, Perolehan nilai peserta bukanlah menjadi hal yang rahasia lagi untuk diketahui publik, namun juga menjadi catatan persaingan secara adil yang kompetitif di mana peserta memiliki kesempatan yang sama untuk menunjukkan kemampuan dan kompetensi mereka tanpa adanya diskriminasi, kecurangan, atau ketidakadilan.

Menjawab Tantangan dan Keraguan

Penyelenggaraan seleksi kerap kali diwarnai oleh kendala sarana dan prasarana, terutama permasalahan pada ketersediaan jaringan internet yang stabil dan sesuai dengan standar CAT, kendala tersebut sering terjadi pada titik lokasi mandiri instansi dengan kondisi geografis yang unik, misalnya stasiun CAT mandiri yang berada di daerah kepulauan dan daerah perbatasan NKRI dengan negara lain. Tantangan selanjutnya adalah menstandarkan fasilitas CAT di semua titik lokasi atau di semua stasiun CAT, terutama stasiun CAT mandiri yang dibangun oleh instansi di mana dengan spesifikasi sarana yang beragam, pelaksanaan seleksi harus tetap berlangsung. Tantangan berikutnya terkait keamanan data, di mana sistem seleksi CAT menggunakan jaringan internet publik, yang mana keamanan jaringan komunikasi data wajib menjadi perhatian khusus, risiko kebocoran data dan peretasan sangat rentan terjadi, solusi yang sudah diterapkan adalah memperkuat sistem keamanan dengan enkripsi data dan pengawasan ketat terhadap akses ke dalam sistem. Disisi client juga telah diterapkan sistem operasi khusus (CAT OS) berbasis Linux yang telah ditingkatkan keamanannya, dan wajib dipasang pada komputer client.

Dalam menghadapi berbagai tantangan dalam penyelenggaraan Seleksi dengan CAT, BKN telah menetapkan Peraturan BKN Nomor 2 Tahun 2021 tentang Prosedur Penyelenggaraan Seleksi dengan Metode CAT BKN, di mana aturan tersebut menjadi rujukan sekaligus sebagai dasar hukum dalam penyelenggaraan seleksi dengan metode Computer Assisted Test.

Pengembangan Sistem Seleksi di Masa Depan

Badan Kepegawaian Negara (BKN) menerbitkan Peraturan BKN Nomor 2 Tahun 2021 tentang Prosedur Penyelenggaraan Seleksi dengan Metode CAT BKN. Perubahan peraturan ini dilakukan untuk menyesuaikan kondisi dan kebutuhan. Tahapan seleksi yang dilaksanakan dengan metode CAT BKN mencakup:

Perubahan prosedur penyelenggaraan seleksi CAT BKN ini dilakukan untuk menyesuaikan perubahan kondisi dan kebutuhan, salah satunya seperti penambahan spesifikasi teknis berupa kamera dan sistem operasi minimal yang harus tersedia pada komputer yang digunakan peserta. Ke depannya CAT tidak hanya menjadi sistem untuk seleksi CASN saja, namun CAT juga digunakan untuk seleksi dalam pengembangan kompetensi ASN, seperti seleksi ujian dinas, seleksi terbuka (JPT), Pemetaan kompetensi ASN dan kegiatan lain terkait Asessment ASN.

Seleksi Kompetensi Dasar atau Tes Kompetensi Dasar (TKD)menggunakan CAT di masa depan tidak lagi dilakukan hanya pada saat dibukanya formasi CASN namun seleksi akan dilakukan secara terjadwal bahkan dapat dilakukan setiap hari. Bagi peserta yang telah mengikuti Tes Kompetensi Dasar (TKD) akan memperoleh sertifikat dan dapat digunakan sebagai dasar untuk melamar di masing-masing instansi dan selanjutnya peserta dapat mengikuti tahap Tes Kompetensi Bidang (TKB) di instansi yang dituju. CAT dapat membantu memetakan dan mendorong peningkatan potensi dan kompetensi ASN, mengurangi kesenjangan kompetensi, membantu merumuskan manajemen talenta dan pola karier ASN serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas dalam manajemen kepegawaian ASN secara nasional.

Metode Computer Assisted Test (CAT) yang diterapkan oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) dalam proses seleksi Calon Aparatur Sipil Negara (CASN) merupakan langkah maju dalam menciptakan sistem seleksi yang lebih transparan, akuntabel, dan objektif meskipun terdapat beberapa tantangan dalam implementasinya, dengan strategi yang tepat, dan dukungan seluruh masyarakat tantangan tersebut dapat diatasi. Seleksi CASN dengan menggunakan Sistem CAT dapat memastikan bahwa hanya individu-individu berkualitas yang terpilih menjadi Aparatur Sipil Negara. Dengan mengedepankan prinsip cepat, akuntabel dan transparan, penyelenggaraan seleksi dengan CAT dapat memberikan dampak positif terhadap Terwujudnya ASN yang profesional, berakhlak dan bangga melayani bangsa, hal ini diharapkan dapat mendukung peningkatan kinerja dan pelayanan publik yang lebih baik di Indonesia. Semoga CAT dapat menjawab harapan bangsa (Rama).