Budaya Inovasi sudah menjadi passion PNS yang satu ini. Sederet inovasi yang digagas dan diimplementasikan sedari muda bahkan hingga menjelang memasuki Batas Usia Pensiun menjadi pembuktian. Bagaimana semangat inovasi digagas hingga mendapat pengakuan dari berbagai pihak, berikut wawancara X Media dengan Drs. I Putu Eka Merthawan, M.Si, Kepala Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Kabupaten Badung yang juga kandidat Anugerah ASN 2023 dari Bumi Keris Badung.
Apa kabar Bapak Putu? Semoga sehat-sehat dan berbahagia selalu. Terima kasih sudah berkenan untuk diwawancara. Jika kita flashback, apa yang mendorong Bapak untuk menjadi seorang PNS?
Terima kasih X Media. Sangat bersyukur saya dalam keadaan sehat-sehat. Motivasi saya menjadi PNS untuk mengabdikan diri sebagai seorang Pamong Praja dan Abdi Satya Dharma Negara. Saya ingin menjadi seorang ABDI NEGARA yang setia pada negara, memberikan pelayanan terbaik, dan menganggap diri sebagai seorang pelayan masyarakat. Selain itu, saya ingin melanjutkan karya orang tua saya sebagai PNS di instansi pemerintahan.
Menurut Bapak, bagaimana perkembangan manajemen PNS dari dulu hingga kini?
Sebelumnya, semua berorientasi pada kerja. Belum mengenal indikator terukur karena belum adanya manajemen kinerja yang sistematis. Kini, manajemen PNS telah mengalami perubahan paradigma dari konsep kerja menjadi konsep berkinerja dan berpikir untuk Out of-the-box sehingga mampu melahirkan berbagai inovasi. Konsep kinerja ASN pun berorientasi pada kinerja sehingga lebih terukur dan teratur.
Sejak kapan memiliki passion untuk membuat inovasi?
Passion saya untuk membuat inovasi muncul sejak saya menjadi pamong praja dan dilantik sebagai Lurah Sempidi pada tahun 1994, di mana saya menjadi lurah termuda di Indonesia. Salah satu inovasi mandiri saya adalah Aspal Swadaya yang mendapatkan penghargaan Pemuda Pelopor Tingkat Nasional Bidang Pengabdian Pembangunan Pedesaan pada tahun 1992. Inovasi pertama aspal swadaya ini dilakukan sepanjang 11 kilometer di lingkungan Kelurahan Sempidi. Saya ingin membangun inovasi yang dapat bermanfaat bagi masyarakat.
Wah menarik ini. Apa saja inovasi berdampak yang pernah Anda buat dan memberikan dampak?
Inovasi saya yang berdampak mencakup pengelolaan sampah plastik, seperti GELATIK (Gerakan Berkelanjutan Anti Sampah Plastik) yang masuk dalam TOP 99 PanRB, BATIK (Badung Anti-Kantong Plastik) yang masuk dalam TOP 99 dan TOP 45 PanRB, serta GOTIK (Gojek Sampah Plastik) yang masuk dalam TOP 99 dan Nominasi UNPSA. Seluruh inovasi berdampak signifikan akan pengurangan sampah plastik dan mengubah paradigma masyarakat sadar akan bahaya sampah plastik yang menciptakan lingkungan yang bersih bebas sampah plastik.
Apa bedanya Gotik dan Batik?
Berbeda satu sama lain, Gotik bersifat kuratif, sedangkan Batik sifatnya preventif berupa larangan penggunaan plastik, Tak hanya dipertegas dengan diterbitkannya Peraturan Daerah atau Peraturan Gubernur, melalui kearifan lokal berupa awig-awig atau perarem semacam aturan adat pada masing-masing desa adat, sehingga dapat berjalan lebih efektif
Dari mana Bapak mendapatkan ide-ide untuk menggagas inovasi?
Saya mendapatkan ide-ide inovasi dari permasalahan sampah plastik yang ada di seluruh dunia ketika saya menjabat sebagai Kepala DLHK, terutama karena Indonesia berada pada peringkat kedua dalam permasalahan ini dan munculnya berita di Majalah TIME yang menyatakan Bali Neraka karena sampah plastik. Saya pun melakukan sejumlah analisa dan riset secara spesifik terkait permasalahan tersebut dan membuat rancangan penanganan sampah plastik. Banyak faktor yang perlu dipertimbangkan untuk membangun sebuah inovasi, misalnya regulasi serta dampaknya bagi masyarakat. Ide-ide tersebut menghasilkan inovasi lokal dengan dampak global, seperti GELATIK, BATIK dan GOTIK, yang telah direplikasi oleh berbagai negara seperti Jepang melalui JICA, Peru, Uganda, Perancis, dan Inggris.
Apa langkah-langkah yang Bapak lakukan untuk membuat sebuah inovasi?
Membuat ilustrasi dari input menjadi proses dan akhirnya menjadi output menjadi hal terberat di awal perancangan sebuah inovasi. Tak hanya yakin dengan diri sendiri, dalam membangun sebuah inovasi juga perlu memperhatikan regulasi yang nantinya akan berpengaruh saat inovasi tersebut diimplementasikan.
Kemampuan individu, dukungan yang ada, dan regulasi yang berlaku merupakan langkah-langkah penting dalam membuat sebuah inovasi.
Dalam membuat Inovasi tentu tidak lepas dari adanya kendala. Kendala-kendala yang dihadapi dalam proses inovasi?
Kendala terbesar adalah regulasi. Proses perancangan hingga pengesahan sebuah regulasi memerlukan waktu yang tidak singkat, sementara permasalahan lingkungan bergerak sangat cepat. Selain regulasi yang kompleks, keterbatasan anggaran, manajerial yang kurang optimal dalam layanan, serta mindset masyarakat yang perlu diubah menjadi permasalahan tersendiri yang dihadapi saat itu.
Menurut bapak, apa inovasi paling berkesan dan membanggakan sejauh ini?
GOTIK, yang dimulai pada tahun 2016, telah mendapat apresiasi dari berbagai negara dan masyarakat, serta berhasil direplikasi di banyak tempat, yang menghasilkan INAGARA AWARD tahun 2017 dan mewakili Indonesia pada UNPSA top 101 Dunia.
Wah keren Bapak. Nah kalau bicara motivasi dalam pelayanan publik, apa upaya yang dapat dilakukan untuk memelihara motivasi pelayanan publik?
Terus belajar, melakukan koreksi diri, memberikan yang terbaik, dan menjunjung tinggi nilai-nilai berAKHLAK (Berorientasi Pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif).
Terakhir nih pak, pesan untuk ASN agar menjalankan peran dengan baik?
Hindari praktik KKN, disiplin dalam menjalankan tugas, menjadi pelayan publik yang berdedikasi, serta menjaga integritas dan etika yang tinggi.
Wah terima kasih Bapak yang masih bersemangat untuk menjalankan fungsi sebagai seorang pelayan dan pelaksana kebijakan publik bahkan hingga menjelang batas usia pensiun. Semoga menginspirasi kita semua para ASN untuk terus berinovasi dalam peningkatan pelayanan publik.
Sama-sama X Media, senang juga mendapat kesempatan berbagi, semoga bermanfaat untuk kita semua. Salam Inovator! (boent).