Komunikasi Memiliki Peran Dalam Membentuk Kepemimpinan

Denpasar. “Komunikasi memiliki peran penting dalam sebuah organisasi. Karena itu, perlu dilakukan langkah strategis untuk meningkatkan komunikasi, entah itu komunikasi dari atasan kepada bawahan maupun kepada stakeholder . Selain itu, baik bagi pimpinan untuk menyadari dan memahami tentang komunikasi, karena melalui komunikasi diharapkan ada feedback  atau umpan balik yang positif.” Hal tersebut diungkapkan Drs. Made Ardita, M.Si selaku Kakanreg x BKN saat membuka secara resmi pelatihan sehari yang bertema “Meningkatkan Kompetensi, Membentuk Mental  Fighter and Winner, Selasa (15/09).

kakanreg.ok

                               Drs. Made Ardita, M.Si (kanan) membuka secara resmi pelatihan  bagi Pejabat Administrator                        dan Pengawas  di  Kanreg X BKN Denpasar (foto : yudana)

Dijelaskan lebih lanjut, dengan meningkatkan komunikasi secara tepat, tentunya timbal baliknya juga cepat. Jangan sampai komunikasi menjadi mandeg atau tidak sampai, karena komunikasi akan menjadi sia-sia dan tidak efektif.

Pelatihan  yang diikuti Pejabat Administrator dan Pengawas di lingkungan Kanreg X BKN Denpasar ini juga menghadirkan narasumber Ibu Rurin dari Hamarta Trainers and Consultans. Dalam kesempatan itu ibu Rurin mengungkapkan bahwa komunikasi terdiri dari  55% ekspresi, 38 % suara, dan 7 % merupakan kata-kata. Komunikasi bukan apa yang dikatakan, tetapi bagaimana cara mengatakan. “Komunikasi sebaiknya dilakukan dengan berdasar pada kasih sayang dan cinta. Jika kita mengawali komunikasi dengan baik, maka akan mendapatkan feedback atau umpan balik yang baik pula.” tegasnya. Hal tersebut dicontohkan saat sang suami memanggil istrinya dengan mesra dan saat seorang suami memanggil istrinya dengan kata-kata bernada marah.

rurin ok2

 Dengan gayanya yang khas, Ibu Rurin menyampaikan materi pelatihan sambil berinteraksi dengan peserta

Dikatakan pula, bahwa seorang pemimpin harus senantiasa memperbaiki diri. “Orang yang lebih tua, terkadang lupa untuk senantiasa memperbaiki diri karena merasa sudah benar dan tahu segala hal. Padahal itu salah. Orang yang tidak mau memperbaiki diri justru akan terjebak dengan masalahnya sendiri” ungkapnya. (IRN)