Peringati Sumpah Pemuda, Para Pemuda Diajak Ikut Serta Dalam Percepatan Pembangunan Ekonomi Indonesia

Denpasar. Mulai  Tahun 2020 sampai 2035, Indonesia akan menikmati suatu era yang langka yang disebut dengan Bonus Demografi. Dimana jumlah usia produktif Indonesia diproyeksikan berada pada grafik tertinggi dalam sejarah bangsa ini. Bonus Demografi menjadi windows opportunity (peluang) yang sangat strategis bagi sebuah negara untuk dapat melakukan percepatan pembangunan ekonomi dengan dukungan ketersediaan sumber daya manusia usia produktif dalam jumlah yang cukup signifikan. Hal tersebut diungkapkan dalam sambutan Menteri Pemuda dan Olahraga Republik Indonesia yang disampaikan Made Ardita M.Si selaku Inspektur Upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda ke-88 Tahun 2016 pada Jumat (28/10).

sp1Pelaksanaan Upacara Bendera di lingkungan Kanreg X BKN memperingati Hari Sumpah Pemuda ke 88

Lebih lanjut disampaikan, hal tersebut bisa menjadi jawaban dari kalimat terkenal yang pernah dilontarkan Presiden Pertama RI Bung Karno, yakni “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku 10 pemuda, niscaya akan ku guncangkan dunia.” Jika kita merenung dan merefleksikan pidato Bung Karno, maka Bung Karno tidak perlu menunggu bonus demografi untuk bisa memberikan kehormatan yang layak bagi bangsa dan negaranya. Bung Karno hanya membutuhkan pemuda-pemudi unggul yang memiliki kualitas dan visi yang besar dalam menatap dunia. Namun dengan Bonus Demografi menjadi kesempatan kita satu-satunya untuk memastikan percepatan pembangunan ekonomi Indonesia menjadi negara maju sejajar dengan negara-negara besar lainnya. Di depan mata kita ada MEA dan Perdagangan bebas Asia dan dunia. Saatnya pemuda Indonesia membangun visi yang besar menatap dunia.

Melalui peringatan hari sumpah pemuda ini, seluruh pemuda diajak untuk tetap berjuang dan berupaya sekuat tenaga demi kemajuan dan kemakmuran Bangsa Indonesia dan terus menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam Upacara memperingati Hari Sumpah Pemuda ini dibacakan pula hasil Konggres Pemuda pada 28 Oktober 1928  yang menyatakan Bertumpah Darah satu Tanah Air Indonesia, Berbangsa satu Bangsa Indonesia dan menjunjung Bahasa Persatuan Bahasa Indonesia.(IRN/YDN)